Oleh Nabil Zubair Tahfizh 1 Ibu… Dia selalu ada bagiku…. Saat aku sedih kau selalu menghiburku… Saat aku futur kau selalu menyemangatiku….. Saat aku salah kau selalu menasehatiku…. Saat aku sakit kau selalu merawatku… Saat aku tidak bisa kau selalu mengajariku… Saat aku susah kau selalu membantuku.. Dan lain-lainnya dari jasa-jasamu yang tidak bisa kutulis kebaikanmu diatas kertas ini satu-persatu…. Ibuku pahlawanku… Itulah julukan yang kubuat untukmu… Karena kau rela taruhkan nyawamu demi kami, anak-anakmu… Ibuku, maafkan aku… Atas kesalahanku dahulu…. Terhadap ucapanku yang menyakiti hatimu…. Terhadap perilaku-perilaku kami anak-anakmu yang tidak sopan terhadapmu…. Diri-diri kami yang tidak berkenan dihatimu…. Semoga kedepannya kami bisa menjadi anak-anak yang berbakti kepadamu…. Dan yang terakhir ibu… Aku sangat bersukur memiliki ibu sepertimu…. Dan semoga surga firdaus kelak tempat kembalimu….Oleh: Anna Nur F. ADA jejak cinta yang amat dalam di relung jantungku. Cinta putih yang tiada duanya. Menyemangati hari-hari sepanjang hidupku. Mewarnai derap langkahku hingga kini. Cinta yang kadang membuatku tiba-tiba merasa teramat rindu. Cinta yang tanpa sadar sering muncul menyeruak begitu hebat.
Aku baca buku judulnya Ibuku Pahlawanku, karangan Aminah Mustari, diterbitkan oleh Gema Insani. Ceritanya baguuuus sekali tentang kita harus menghormati ibu/orang tua kita. Mau tahu, kan? begini ceritanya Ibuku adalah orang yang paling adalah pahlawanku!aku bangga kepadanya. Ibu tidak memiliki sayap dan tidak punya otot yang ia lebih hebat dari jagoan mana puna. Tanpa ibu, aku tidak akan pernah ada di dunia. Dari buku itu aku jadi semakin sadar bahwa ibu selalu ada untuk kita. Kalau kita sedang sedih ibu pasti akan menghibur, oleh karena itu kita harus sayang kepada ibu kita karena kalau tidak ada ibu kita tak akan ada di dunia ini kan .................... Setelah baca buku itu aku jadi punya ide. Aku punya puisi untuk ibu IBUKU TERCINTA Ibu engkau melahirkan dan membesarkanku sampai aku dewasa dan merawatku dengan kasih sayang. Ibu yang kusayangi dan ku cintai tak akanku lupakan selama-lamanya.PerlehatanEvent Cerita Pendek " Pahlawanku" akhirnya tiba, bagi teman-teman kompasianer di mana pun berada, silahkan nikmati karya peserta Event Cerita Pendek " Pahlawanku" yang akan mulai menghiasi kanal fiksi Kompasiana sejak pukul 00.01 tanggal 17 Agustus 2019 sampai pukul 23.59 tanggal 18 Agustus 2019, hanya di Fiksiana Community Kompasiana.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_215369" align="alignleft" width="300" caption="ibuku, pahlawanku ..."][/caption] Sepanjang perjalanan hidup kita, adakah yang lebih berjasa kepada kita selain ibu? Saya tahu, jawaban atas pertanyaan ini tentu akan beragam. Namun saya punya keyakinan bahwa sebagian besar jawaban atas pertanyaan ini adalah TIDAK ADA! Siapapun anda, entah seorang direktur atau tukang cukur, insinyur atau tukang sayur, jenderal atau kopral, pengamen atau parlemen, guru, dosen, menteri, presiden, bahkan raja atau seorang bandit sekalipun… pasti ia terlahir dari seorang ibu. Karenanya, tak dapat dipungkiri bahwa ibu merupakan sosok paling sentral dan monumental dalam hidup dan kehidupan kita. Rasanya, tidaklah berlebihan jika aku sendiri menyebut ibuku sebagai pahlawanku, bahkan tentu melebihi predikat itu. Ibuku adalah pahlawanku, bukan saja karena ia telah melahirkan dan membesarkanku. Lebih dari itu, ia adalah manusia pertama yang memberi segala inspirasi. Suka-duka, sedih-gembira, tangis dan tawa, segala senang dan derita. Darah, gairah,keringat, semangat, cintadan air mata –adalah sebongkah mutiara hidup dengan segala pemaknaan, kecemasan danpengharapan– ditumpahkannya dengan penuh kerelaan dan kasih perjalanan hidupku, tentu begitu banyak atau bahkan terlalu banyak pengorbanan dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku untukku hingga aku tidak akan sanggup menghitungnya. Kalau pun aku harus mengingat dan menyebut pengorbanan dan pemberian itu satu per satu, aku yakin, apa yang kuingat dan apa yang kusebut pasti jauh lebih sedikit dari daftar pengorbanan dan pemberian ibuku yang tidak dapat kuingat dan tidak dapat kusebutkan. Namun dari semua itu, hal yang paling kuat kuingat dan kesan yang paling membekas dalam hatiku dari sosok ibuku adalah kesabaran, ketegaran dan kegigihannya. Ini antara lain terrekam dari bagaimana ia merawat, mendidik, dan membesarkan aku dan sepuluh orang kakakku dalam rentang waktu lebih dari setengah abad. Ada sebelas putera-puteri terlahir dari rahim ibuku. Sekitar 40-an tahun yang lalu, aku sendiri baru mampu mengingat dan menyadari bagaimana kesabaran, ketangguhan, dan kegigihanibuku menghadapi segenap persoalan kehidupan, termasuk dan terutama menangani keunikan sekaligus kenakalan sebelas orang anaknya. Masih segar dalam ingatanku bagaimana ibuku begitu sabar meladeni rengekan kerewelan dan kebandelanku dari hari ke hari. Namun segala kerewelanku selalu dihadapinya dengan senyum dikulum, dengan ketegaran dan kesabarannya. Kesabaran dan ketabahan ibuku laksana batu karang yang tegar dihantam gelombang pasang. Sementara kegigihan yang ditampilkannya bak pahlawan yang tandang ke medan juang. Pernah suatu ketika, aku dan tiga orang kakakku sakit keras dalam waktu bersamaan. Menghadapi situasi ini, ayahku tampak pasrah menyerah dan bahkan nyaris frustasi sehingga ayah seolah tak mampu berbuat apa-apa selain berdoa. Dengan ketegaran dan kegigihannya, ibuku justru yang tampil lebih sigap menghadapi situasi sulit itu. Saat itu, ibuku bukan saja tampil sigap menjadi perawat yang sabar dan cekatan, tapi ia begitu gigih mengupayakan berbagai alternatif untuk penyembuhan kami. Aku yakin, sebagai manusia biasa, ibuku tentu diliputi rasa galau dan gundah-gulana menghadapi situasi yang mencemaskan seperti itu. Namun kecemasan, kegalauan, dan kepanikannya nyaris tak pernah ia pertontonkan di depan kami, anak-anaknya. Yang justru sering kami saksikan dari ibu adalah semangat juang dan kegigihannya dalam menghadapi sejumlah masalah. Tanpa berkeluh kesah dan tanpa banyak bicara, segala masalah dihadapinya dengan tenang dan disikapinya denganheroik serta penuh optimisme. Dengan sikap dan tindakannya itu, ibuku seolah ingin mengatakan bahwa sebesar apapun persoalan yang kita hadapi, pasti akan ada jalan keluar untuk mengatasinya. Ibuku sungguh telah menjadi teladan dan pahlawan bagiku, pahlawan bagi keluargaku. [caption id="attachment_215370" align="alignleft" width="300" caption="me and mom"] 13523697681354967404 [/caption] Sikap heroik dan kepahlawanannya terutama ditunjukan ibuku saat ayahku meninggal dunia pada 1979. Sejak ayahku meninggal, ibuku tentu menanggung beban hidup yang amatberat beban moral, sosial, maupun finansial. Namun demikian, situasi sulit dan himpitan hidup yang amat berat itu sama sekali tidak membuat ibuku patah hal dilakukan ibuku agar kami tetap mampu bertahan. Beragam upaya dilakukan ibuku agar kami tetap dapat melanjutkan sekolah, agar kami mampumemenuhi segala kebutuhan untuk meniti dan menjalani kehidupan. Kegigihan dan heroisme yang dicontohkan ibuku, bukan saja telah mampu mengantarkan kami melewati masa-masa sulit, tapi sungguh telah menjadi inspirasi terpenting dalam hidupku. Kini usia ibuku sudah hampir satu abad. Seiring bertambahnya usia, fisiknya tampak semakin renta, namun jiwa dan semangat juangnya tetap terjaga, tetap menyala. Meski tubuhnya kian lemah, tapi kegigihan dan semangat juangnya seolah tak ketegaran dan kegigihan tak bosan-bosan ia contohkan di hadapan kami anak, cucu, dan kesabaran, ketegaran, dan kegigihan yang ditampilkan ibuku menjadi sumber motivasi dan inspirasi tersendiri. Bagiku, ibuku adalah pahlawan sejati ! [caption id="attachment_215371" align="aligncenter" width="300" caption="ibuku bersama cucu dan cicit ..."] 13523698631719761913 [/caption] Lihat Catatan Selengkapnya
Cerpen: Guruku pahlawanku. Web portal pendidikan - Cerpen kali ini berjudul Guruku pahlawanku, yang dikirimkan oleh salah satu peserta dalam ajang lomba cerpen nasional bersama belapendidikan.com. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut. Daftar isi [ hide] Cerpen : Guruku Pahlawanku (Bagian Pertama) Cerpen : Guruku Pahlawanku
Cerita pendek tentang pahlawanKapitan Pattimura. Punya stempel asli Thomas Matulessy, beliau lahir di Negri Haria Pulau Saparua Maluku Selatan pada tanggal 8 Juni 1783. Menurut buku riwayat hidup Pattimura varian Pemerintah yang permulaan kali berpokok. M. Sapija menggambar “Pahlawan Kapitan Pattimura termasuk turunan bangsawan, yang berasal pecah Nusa Ina Serang” Ayahnya nan bernama Antonim Matulessy dan kakeknya bernama Kasimiliali Pattimura mattulessy Pattimura adalah pahlawan yang berjuang berjuang membandingbanding Belanda VOC. Dahulu Pattimura merupakan mantan Sersan pada tantara Inggris, namun tahun 1816 Inggris kalah oleh Belanda. Baca juga Cerita Album Pangeran Diponegoro Kembalinya kolonial Belanda pada tahun 1817 ditentang keras maka itu rakyat, karena sejauh 2 abad belanda memonopoli penggalasan dan punya kombinasi kemasyarakatan yang buruk. Rakyat Maluku berusaha melawan dengan pimpinan Pattimura. Maryarakat Saparua menobatkannya sehingga memiliki gelar Kapitan Pattimura. Pada copot 16 Mei 1817, suatu pertempuran yang asing biasa terjadi. kubu Duurstede berdampak direbut kembali, terjadwal semua tentara Belanda ditaklukan bersama Resident Johannes Rudolph van den Berg. Angkatan Belanda yang dikirim cak bagi merebut benteng Duurstede, berdampak ditaklukan pasukan Kapitan Pattimura. Alhasil selama tiga bulan benteng tersebut berhasil dikuasai pasukan Kapitan Pattimura, namun Belanda tidak mau menyerahkan sejenis itu saja. Baca kembali Kamil Puisi Hari Pahlawan Sumir Belanda nan bukan ingin kalah, kembali menyerang dengan membawa pasukan dengan senjata modern, hasilnya pasukan Kapitan Pattimura berhasil dikalahkan dan mundur. Kapitan Pattimura ditangkap kembali oleh barisan Belanda di Siri Sori, beberapa temannya dia dibawa ke Ambon. Sesampainya di sana engkau terus dibujuk moga bersedia bekerjasama, namun cinta ditolaknya. Kesudahannya Kapitan Pattimura mendapatkan siksa gantung. Belanda yang masih mau memaksanya cak bagi bekerjasama, masih berusaha satu perian sebelum hukuman gantung, tetapi masih saja ditolaknya, beliau menunjukkan sebuah contoh pertarungan sejati. Di depan benteng Victoria Ambon copot 16 Desember 1817, eksekusi terhadap Kapitan Pattimura pun dilakukan. Sebagai kerangka penghitmatan, setiap sungkap 15 Mei di Kota Ambon diadakan program memperingati resistansi Pattimura. Masyarakat Ambon akan jebluk kejalan menari Cakalele, sambil membawa Parang salawaku yang juga menjadi senjata andalan Pattimura. Kapitan Pattimura gugur sebagai pahlawan nasional dari perjuangannya dia Meninggalkan pesan tersirat kepada waris bangsa ini sebaiknya sekali-barangkali Jangan pernah cak memindahtangankan kegadisan diri keluarga terutama bangsa dan negara ini. Baca juga Pusparagam nama-nama Pahlawan Kebangsaan Acuan Tembang tentang Sumpah Pemuda Ok, syukur mutakadim membaca kisahan pendek mengenai pahlawan.
PuisiGuru. Puisi Guru. Dialah pahlawan pengetahuan juga ilmu. Dia pahlawan yang tak kenal kata lelah. Pahlawan dengan beribu cobaan. Kedisiplinan, ketelatenan, pun kesabaran. Dia kan sedih kala murid tertinggal ilmu. Dia kan resah kala murid tak datang ke sekolah. Dia bisa bahagia di tengah tawa sang murid.